Salah satu hal yang
terlihat jelas di industri internet Indonesia adalah banyaknya jumlah
startup e-commerce di negara ini. Kali ini kami akan memberi daftar
website e-commerce populer di Indonesia, dan masing-masing kami
kategorikan berdasarkan model bisnisnya: forum online dan iklan baris,
website business to consumers (B2C), marketplace consumer to consumer
(C2C), dan lainnya.
Forum online dan iklan baris
1. Kaskus
Kaskus
Kaskus sebenarnya adalah sebuah forum online. Tapi website ini kemudian
berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.
Pengguna bisa membuat artikel di dalam platform Kaskus dan juga
melakukan jual beli barang di sana.
Di bulan Desember, Kaskus memiliki CEO baru, yaitu Sukan Makmuri – yang
sebelumnya pernah memegang posisi VP untuk divisi teknologi internet
banking di Bank of America. CEO baru ini menggantikan co-founder Ken
Dean Lawadinata dan Andrew Darwis. Kaskus saat ini memiliki 40 juta
orang pengguna dan 600 juta pageview tiap bulannya.
Ranking Alexa: ke-7 di Indonesia.
(Baca juga: Inilah momen yang menarik bagi Kaskus – dan semua orang)
2. TokoBagus
Tokobagus
Jika Anda mencari website yang berfokus hanya pada iklan baris, maka
TokoBagus akan menjadi nama pertama yang muncul di benak banyak orang.
Remco Lupker dan Sebastian Arnold Egg mendirikan website ini di tahun
2003 lalu. Selama itu, mereka mendapatkan banyak investasi dari MIH dan
sangat agresif memasang iklan TokoBagus di berbagai media di Indonesia.
(Baca juga: Tokobagus kini menjadi OLX Indonesia; tetap bekerja seperti
biasa)
Bulan April tahun lalu, MIH menutup salah satu portofolio e-commerce-nya
– Multiply – untuk lebih fokus pada portofolio yang lebih menjanjikan –
termasuk TokoBagus. Di bulan Desember, tim TokoBagus untuk pertama
kalinya mengungkap data website mereka yang sangat mencengangkan: mereka
memiliki lebih dari 1 miliar pageview di bulan Juli tahun lalu.
Ranking Alexa: ke-13 di Indonesia.
3. Berniaga
Berniaga
Berniaga adalah website yang ingin menantang dominasi TokoBagus di ranah
iklan baris di Indonesia. Website ini juga sangat agresif dalam hal
pemasaran berkat bantuan dari perusahaan induknya, 701Search.
(Baca juga: “1 klik dobel hepinya”, cara Berniaga dan Intel wujudkan
Indonesia melek digital)
Ranking Alexa: ke-24 di Indonesia.
Website B2C
1. Lazada Indonesia
Lazada
Lazada milik Rocket Internet baru-baru ini merayakan ulang tahun
keduanya di Indonesia, dan dalam waktu singkat tersebut, website ini
sudah berkembang menjadi pelaku e-commerce B2C terbesar di Indonesia.
Sumber modalnya yang tak pernah habis tentu menjadi salah satu faktor
yang membantu perkembangannya.
Dalam sebuah event belanja online nasional di bulan Desember tahun lalu,
Lazada Indonesia melaporkan bahwa mereka menerima ribuan pesanan per
jam. Lazada sekarang memiliki 300 orang pegawai di Indonesia dan berniat
menguasai tren besar berikutnya: mobile commerce dan penjual pihak
ketiga.
Ranking Alexa: ke-31 di Indonesia.
2. Bhinneka
Bhinneka
Bhinneka adalah salah satu pelaku e-commerce pertama yang muncul di
Indonesia dengan menjual gadget sebagai produk utamanya. Website ini
sudah bertahan selama lebih dari 14 tahun dan sekarang memasukkan
kategori produk lain seperti instrumen musik dan mainan.
Di bulan Februari, Bhinneka melaporkan memiliki rata-rata 21 juta
pageview per bulan di tahun 2013 dan mendapatkan omzet Rp 600 miliar di
tahun yang sama, dan 70 persen di antaranya berasal dari toko
online-nya. Bhinneka sekarang punya lebih dari 500 pegawai dan enam toko
fisik di Jakarta.
Ranking Alexa: ke-65 di Indonesia.
3. Agoda
Agoda
Agoda asal Singapura masih merupakan website booking hotel nomor satu di
Indonesia. Website ini memiliki total 390.000 hotel untuk di-book, dan
juga lebih dari tujuh juta pelanggan.
Ranking Alexa: ke-110 di Indonesia.
4. Zalora Indonesia
Zalora
Website e-commerce berusia dua tahun, Zalora Indonesia, mirip dengan
Lazada Indonesia: website ini dibantu oleh Rocket Internet dan punya
sangat banyak uang. Selain itu, Zalora juga tidak pernah mengungkapkan
datanya.
(Baca juga: Akhirnya! Zalora resmi luncurkan marketplace fashion
sendiri)
Bulan September lalu, DailySocial mengutip Hadi Wenas yang saat itu
menjabat sebagai managing director Zalora Indonesia, yang mengatakan
bahwa Zalora cabang Indonesia sudah menjadi cabang dengan pendapatan
terbesar di antara sepuluh cabang Zalora di Asia.
Ranking Alexa: ke-126 di Indonesia.
5. Tiket
Tiket
Tiket adalah salah satu e-commerce travel terbesar di Indonesia. Website
ini memungkinkan pengunjungnya membeli berbagai produk travel seperti
penerbangan, hotel, tiket kereta, tiket konser, dan bahkan menyewa
mobil. Menurut Jakarta Globe, Tiket sekarang melayani 3.000 transaksi
dan mendapatkan Rp 2 miliar tiap harinya.
Ranking Alexa: Ke-175 di Indonesia.
(Baca juga: Kisah di balik kesuksesan website booking online Tiket.com)
6. Groupon Indonesia
Groupon
Groupon masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi website daily deal Disdus
di tahun 2011, dan sampai saat ini mereka masih menjadi pemimpin di
bisnis ini. Di ulang tahun ketiganya di bulan September lalu, Groupon
Indonesia mengungkapkan bahwa mereka memiliki 500.000 visit dan
rata-rata transaksi sebesar Rp 300 juta tiap harinya.
Ranking Alexa: ke-181 di Indonesia.
(Baca juga: Co-founder Disdus: Anda bisa sukses di Industri manapun)
Marketplace
1. Tokopedia
Tokopedia
Tokopedia dan Bukalapak adalah pelaku marketplace lokal yang menjadi
kuda hitam dalam persaingan menghadapi nama besar seperti Plasa.com
milik Telkom-eBay dan Multiply milik MIH. Tapi kedua website ini mampu
menang dalam persaingan tersebut dan sekarang menguasai pasar lokal.
Dipimpin oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, Tokopedia
yang kini berusia empat tahun memiliki lebih dari 770.000 barang dan
menjual total 13,4 juta barang tahun lalu dengan layanan rekening
bersamanya.
(Baca juga: Berusia lima tahun, Tokopedia kirimkan dua juta produk tiap
bulannya)
Ranking Alexa: ke-32 di Indonesia.
2. Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak merupakan saingan utama Tokopedia yang juga berhasil memenangi
persaingan ketat di masa-masa awal website berdiri. Dipimpin oleh
Achmad Zaky, website ini sekarang melayani transaksi dengan total nilai
Rp 500 juta tiap harinya. Platform ini memiliki sekitar 400.000 barang
aktif, serta masuk ke industri mobile dengan meluncurkan aplikasi
Androidnya bulan lalu.
(Baca juga: CEO Bukalapak: Mulai dari sekarang dan jangan takut gagal)
Ranking Alexa: ke-43 di Indonesia.
3. Qoo10 Indonesia
Qoo10
Qoo10 adalah perusahaan hasil kerja sama antara eBay dengan marketplace
asal Korea Selatan Gmarket. Perusahaan ini baru saja merayakan ulang
tahun keduanya di Indonesia, dan sudah berhasil memperoleh USD 2,5 juta
tiap bulannya di tahun 2013, yang menandakan pertumbuhan sebesar 500
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ranking Alexa: ke-156 di Indonesia.
(Baca juga: Founder Qoo10 pernah bekerja di tengah gurun, memilih
berhenti dan mendirikan startup)
4. Elevenia
Elevenia
Elevenia adalah salah satu nama baru yang muncul di ranah marketplace
Indonesia. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara XL Axiata
dengan perusahaan layanan online dan mobile asal Korea Selatan SK
Planet. Keduanya memasukkan total USD 18,3 juta sebagai modal awal untuk
proyek ini dan optimis akan bisa menguasai pasar Indonesia dalam jangka
panjang.
Ranking Alexa: ke-157 di Indonesia.
5. Lamido Indonesia
Lamido
Bermodalkan pengalaman dan dana dari Rocket Internet, Lamido merupakan
nama baru lain yang ikut bergabung dalam persaingan marketplace online
di Indonesia. Startup ini menggunakan beberapa infrastruktur di Lazada
Indonesia seperti logistik, operasi, dan hal-hal teknis lainnya. Lazada
Indonesia terbukti sukses, dan kita harus lihat apakah kemitraan Lamido
dengan Lazada bisa membantu perusahaan baru ini mencapai puncak.
Ranking Alexa: ke-443 di Indonesia.
6. Rakuten Belanja Online
Rakuten
Rakuten Belanja Online mengalami beberapa kendala tahun lalu seperti
memisahkan diri dari mitranya, konglomerat media MNC. Berdiri sendiri
sebagai anak perusahaan dari raksasa e-shopping Jepang, Rakuten masih
yakin bahwa mereka masih bisa mendapatkan sesuatu dari pasar Indonesia –
tapi mereka harus menghadapi pesaing-pesaing baru untuk mencapai itu.
Ranking Alexa: ke-447 di Indonesia.
Lainnya
1. Indonetwork
Indonetwork
Indonetwork adalah sebuah website marketplace C2C dan B2B (business to
business). Anda bisa menemukan banyak barang baik untuk keperluan
pribadi atau untuk ekspor. Anda harus membayar untuk bisa menjadi
anggota di website ini.
Ranking Alexa: ke-77 di Indonesia.
2. IndoTrading
indotrading
Sebagai marketplace B2B, IndoTrading hanya memperbolehkan bisnis – bukan
individu – untuk memasukkan produk di websitenya. Platform ini sekarang
memiliki sekitar 50.000 produk dan akan meluncurkan sistem pembayaran
rekening bersama atau rekber untuk kanal exportnya.
Ranking Alexa: ke-360 di Indonesia.
3. Blibli
Blibli
Blibli menamai dirinya sebagai sebuah mall dan hanya menerima perusahaan
yang terdaftar secara resmi untuk menggunakan platform-nya. Diluncurkan
di bulan September tahun 2012, Blibli sekarang punya total 60.000
barang di website-nya.
Ranking Alexa: ke-195 di Indonesia.
Di tahun 2013 lalu, Indonesia dikejutkan dengan tutupnya Multiply
setelah beberapa tahun berada dalam persaingan ketat di ranah
e-commerce. Website daily deal LivingSocial juga menutup operasi di Asia
Tenggara karena diakuisisi oleh iBuy Group. Semua pelaku e-commerce
juga harus siap dengan munculnya Blanja.com milik eBay.
Ada banyak nama dan tren yang bisa diamati selain yang kami sebutkan di
atas. Kami melihat tren website iklan baris vertikal seperti Rumah milik
PropertyGuru, Rumah123 milik iProperty, dan Lamudi milik Rocket
Internet untuk kategori real estate, serta Mobil123 milik iCar Asia,
Carmudi milik Rocket Internet, dan Rajamobil untuk kategori mobil.
Bisnis B2C juga bertumbuh, terutama di ranah fashion dan travel. Ada
Berrybenka dan HiJup untuk fashion, dan juga Traveloka dan Nusatrip
untuk travel. Ada juga beberapa yang lain yang kami tidak bisa sebutkan
tapi tetap patut diamati.
Kami juga melihat pertumbuhan yang baik di ranah layanan pembanding
harga di negara ini. Dalam waktu dua tahun ini kita melihat ada nama
baru yang muncul seperti Priceza dari Thailand, PricePrice milik Kakaku,
dan Pricebook. Ketiganya akan bersaing dengan pemain lokal PriceArea
dan Telunjuk.
Baca juga: 18 toko online populer di Indonesia http://id.techinasia.com/toko-online-populer-di-indonesia/
Baca juga: 18 toko online populer di Indonesia http://id.techinasia.com/toko-online-populer-di-indonesia/
Salah satu hal yang
terlihat jelas di industri internet Indonesia adalah banyaknya jumlah
startup e-commerce di negara ini. Kali ini kami akan memberi daftar
website e-commerce populer di Indonesia, dan masing-masing kami
kategorikan berdasarkan model bisnisnya: forum online dan iklan baris,
website business to consumers (B2C), marketplace consumer to consumer
(C2C), dan lainnya.
Forum online dan iklan baris
1. Kaskus
Kaskus
Kaskus sebenarnya adalah sebuah forum online. Tapi website ini kemudian
berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.
Pengguna bisa membuat artikel di dalam platform Kaskus dan juga
melakukan jual beli barang di sana.
Di bulan Desember, Kaskus memiliki CEO baru, yaitu Sukan Makmuri – yang
sebelumnya pernah memegang posisi VP untuk divisi teknologi internet
banking di Bank of America. CEO baru ini menggantikan co-founder Ken
Dean Lawadinata dan Andrew Darwis. Kaskus saat ini memiliki 40 juta
orang pengguna dan 600 juta pageview tiap bulannya.
Ranking Alexa: ke-7 di Indonesia.
(Baca juga: Inilah momen yang menarik bagi Kaskus – dan semua orang)
2. TokoBagus
Tokobagus
Jika Anda mencari website yang berfokus hanya pada iklan baris, maka
TokoBagus akan menjadi nama pertama yang muncul di benak banyak orang.
Remco Lupker dan Sebastian Arnold Egg mendirikan website ini di tahun
2003 lalu. Selama itu, mereka mendapatkan banyak investasi dari MIH dan
sangat agresif memasang iklan TokoBagus di berbagai media di Indonesia.
(Baca juga: Tokobagus kini menjadi OLX Indonesia; tetap bekerja seperti
biasa)
Bulan April tahun lalu, MIH menutup salah satu portofolio e-commerce-nya
– Multiply – untuk lebih fokus pada portofolio yang lebih menjanjikan –
termasuk TokoBagus. Di bulan Desember, tim TokoBagus untuk pertama
kalinya mengungkap data website mereka yang sangat mencengangkan: mereka
memiliki lebih dari 1 miliar pageview di bulan Juli tahun lalu.
Ranking Alexa: ke-13 di Indonesia.
3. Berniaga
Berniaga
Berniaga adalah website yang ingin menantang dominasi TokoBagus di ranah
iklan baris di Indonesia. Website ini juga sangat agresif dalam hal
pemasaran berkat bantuan dari perusahaan induknya, 701Search.
(Baca juga: “1 klik dobel hepinya”, cara Berniaga dan Intel wujudkan
Indonesia melek digital)
Ranking Alexa: ke-24 di Indonesia.
Website B2C
1. Lazada Indonesia
Lazada
Lazada milik Rocket Internet baru-baru ini merayakan ulang tahun
keduanya di Indonesia, dan dalam waktu singkat tersebut, website ini
sudah berkembang menjadi pelaku e-commerce B2C terbesar di Indonesia.
Sumber modalnya yang tak pernah habis tentu menjadi salah satu faktor
yang membantu perkembangannya.
Dalam sebuah event belanja online nasional di bulan Desember tahun lalu,
Lazada Indonesia melaporkan bahwa mereka menerima ribuan pesanan per
jam. Lazada sekarang memiliki 300 orang pegawai di Indonesia dan berniat
menguasai tren besar berikutnya: mobile commerce dan penjual pihak
ketiga.
Ranking Alexa: ke-31 di Indonesia.
2. Bhinneka
Bhinneka
Bhinneka adalah salah satu pelaku e-commerce pertama yang muncul di
Indonesia dengan menjual gadget sebagai produk utamanya. Website ini
sudah bertahan selama lebih dari 14 tahun dan sekarang memasukkan
kategori produk lain seperti instrumen musik dan mainan.
Di bulan Februari, Bhinneka melaporkan memiliki rata-rata 21 juta
pageview per bulan di tahun 2013 dan mendapatkan omzet Rp 600 miliar di
tahun yang sama, dan 70 persen di antaranya berasal dari toko
online-nya. Bhinneka sekarang punya lebih dari 500 pegawai dan enam toko
fisik di Jakarta.
Ranking Alexa: ke-65 di Indonesia.
3. Agoda
Agoda
Agoda asal Singapura masih merupakan website booking hotel nomor satu di
Indonesia. Website ini memiliki total 390.000 hotel untuk di-book, dan
juga lebih dari tujuh juta pelanggan.
Ranking Alexa: ke-110 di Indonesia.
4. Zalora Indonesia
Zalora
Website e-commerce berusia dua tahun, Zalora Indonesia, mirip dengan
Lazada Indonesia: website ini dibantu oleh Rocket Internet dan punya
sangat banyak uang. Selain itu, Zalora juga tidak pernah mengungkapkan
datanya.
(Baca juga: Akhirnya! Zalora resmi luncurkan marketplace fashion
sendiri)
Bulan September lalu, DailySocial mengutip Hadi Wenas yang saat itu
menjabat sebagai managing director Zalora Indonesia, yang mengatakan
bahwa Zalora cabang Indonesia sudah menjadi cabang dengan pendapatan
terbesar di antara sepuluh cabang Zalora di Asia.
Ranking Alexa: ke-126 di Indonesia.
5. Tiket
Tiket
Tiket adalah salah satu e-commerce travel terbesar di Indonesia. Website
ini memungkinkan pengunjungnya membeli berbagai produk travel seperti
penerbangan, hotel, tiket kereta, tiket konser, dan bahkan menyewa
mobil. Menurut Jakarta Globe, Tiket sekarang melayani 3.000 transaksi
dan mendapatkan Rp 2 miliar tiap harinya.
Ranking Alexa: Ke-175 di Indonesia.
(Baca juga: Kisah di balik kesuksesan website booking online Tiket.com)
6. Groupon Indonesia
Groupon
Groupon masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi website daily deal Disdus
di tahun 2011, dan sampai saat ini mereka masih menjadi pemimpin di
bisnis ini. Di ulang tahun ketiganya di bulan September lalu, Groupon
Indonesia mengungkapkan bahwa mereka memiliki 500.000 visit dan
rata-rata transaksi sebesar Rp 300 juta tiap harinya.
Ranking Alexa: ke-181 di Indonesia.
(Baca juga: Co-founder Disdus: Anda bisa sukses di Industri manapun)
Marketplace
1. Tokopedia
Tokopedia
Tokopedia dan Bukalapak adalah pelaku marketplace lokal yang menjadi
kuda hitam dalam persaingan menghadapi nama besar seperti Plasa.com
milik Telkom-eBay dan Multiply milik MIH. Tapi kedua website ini mampu
menang dalam persaingan tersebut dan sekarang menguasai pasar lokal.
Dipimpin oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, Tokopedia
yang kini berusia empat tahun memiliki lebih dari 770.000 barang dan
menjual total 13,4 juta barang tahun lalu dengan layanan rekening
bersamanya.
(Baca juga: Berusia lima tahun, Tokopedia kirimkan dua juta produk tiap
bulannya)
Ranking Alexa: ke-32 di Indonesia.
2. Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak merupakan saingan utama Tokopedia yang juga berhasil memenangi
persaingan ketat di masa-masa awal website berdiri. Dipimpin oleh
Achmad Zaky, website ini sekarang melayani transaksi dengan total nilai
Rp 500 juta tiap harinya. Platform ini memiliki sekitar 400.000 barang
aktif, serta masuk ke industri mobile dengan meluncurkan aplikasi
Androidnya bulan lalu.
(Baca juga: CEO Bukalapak: Mulai dari sekarang dan jangan takut gagal)
Ranking Alexa: ke-43 di Indonesia.
3. Qoo10 Indonesia
Qoo10
Qoo10 adalah perusahaan hasil kerja sama antara eBay dengan marketplace
asal Korea Selatan Gmarket. Perusahaan ini baru saja merayakan ulang
tahun keduanya di Indonesia, dan sudah berhasil memperoleh USD 2,5 juta
tiap bulannya di tahun 2013, yang menandakan pertumbuhan sebesar 500
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ranking Alexa: ke-156 di Indonesia.
(Baca juga: Founder Qoo10 pernah bekerja di tengah gurun, memilih
berhenti dan mendirikan startup)
4. Elevenia
Elevenia
Elevenia adalah salah satu nama baru yang muncul di ranah marketplace
Indonesia. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara XL Axiata
dengan perusahaan layanan online dan mobile asal Korea Selatan SK
Planet. Keduanya memasukkan total USD 18,3 juta sebagai modal awal untuk
proyek ini dan optimis akan bisa menguasai pasar Indonesia dalam jangka
panjang.
Ranking Alexa: ke-157 di Indonesia.
5. Lamido Indonesia
Lamido
Bermodalkan pengalaman dan dana dari Rocket Internet, Lamido merupakan
nama baru lain yang ikut bergabung dalam persaingan marketplace online
di Indonesia. Startup ini menggunakan beberapa infrastruktur di Lazada
Indonesia seperti logistik, operasi, dan hal-hal teknis lainnya. Lazada
Indonesia terbukti sukses, dan kita harus lihat apakah kemitraan Lamido
dengan Lazada bisa membantu perusahaan baru ini mencapai puncak.
Ranking Alexa: ke-443 di Indonesia.
6. Rakuten Belanja Online
Rakuten
Rakuten Belanja Online mengalami beberapa kendala tahun lalu seperti
memisahkan diri dari mitranya, konglomerat media MNC. Berdiri sendiri
sebagai anak perusahaan dari raksasa e-shopping Jepang, Rakuten masih
yakin bahwa mereka masih bisa mendapatkan sesuatu dari pasar Indonesia –
tapi mereka harus menghadapi pesaing-pesaing baru untuk mencapai itu.
Ranking Alexa: ke-447 di Indonesia.
Lainnya
1. Indonetwork
Indonetwork
Indonetwork adalah sebuah website marketplace C2C dan B2B (business to
business). Anda bisa menemukan banyak barang baik untuk keperluan
pribadi atau untuk ekspor. Anda harus membayar untuk bisa menjadi
anggota di website ini.
Ranking Alexa: ke-77 di Indonesia.
2. IndoTrading
indotrading
Sebagai marketplace B2B, IndoTrading hanya memperbolehkan bisnis – bukan
individu – untuk memasukkan produk di websitenya. Platform ini sekarang
memiliki sekitar 50.000 produk dan akan meluncurkan sistem pembayaran
rekening bersama atau rekber untuk kanal exportnya.
Ranking Alexa: ke-360 di Indonesia.
3. Blibli
Blibli
Blibli menamai dirinya sebagai sebuah mall dan hanya menerima perusahaan
yang terdaftar secara resmi untuk menggunakan platform-nya. Diluncurkan
di bulan September tahun 2012, Blibli sekarang punya total 60.000
barang di website-nya.
Ranking Alexa: ke-195 di Indonesia.
Di tahun 2013 lalu, Indonesia dikejutkan dengan tutupnya Multiply
setelah beberapa tahun berada dalam persaingan ketat di ranah
e-commerce. Website daily deal LivingSocial juga menutup operasi di Asia
Tenggara karena diakuisisi oleh iBuy Group. Semua pelaku e-commerce
juga harus siap dengan munculnya Blanja.com milik eBay.
Ada banyak nama dan tren yang bisa diamati selain yang kami sebutkan di
atas. Kami melihat tren website iklan baris vertikal seperti Rumah milik
PropertyGuru, Rumah123 milik iProperty, dan Lamudi milik Rocket
Internet untuk kategori real estate, serta Mobil123 milik iCar Asia,
Carmudi milik Rocket Internet, dan Rajamobil untuk kategori mobil.
Bisnis B2C juga bertumbuh, terutama di ranah fashion dan travel. Ada
Berrybenka dan HiJup untuk fashion, dan juga Traveloka dan Nusatrip
untuk travel. Ada juga beberapa yang lain yang kami tidak bisa sebutkan
tapi tetap patut diamati.
Kami juga melihat pertumbuhan yang baik di ranah layanan pembanding
harga di negara ini. Dalam waktu dua tahun ini kita melihat ada nama
baru yang muncul seperti Priceza dari Thailand, PricePrice milik Kakaku,
dan Pricebook. Ketiganya akan bersaing dengan pemain lokal PriceArea
dan Telunjuk.
Baca juga: 18 toko online populer di Indonesia http://id.techinasia.com/toko-online-populer-di-indonesia/
Baca juga: 18 toko online populer di Indonesia http://id.techinasia.com/toko-online-populer-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan disini,..!