Dari judul diatas mungkin sobat semua langsung berpikiran,
saya dapat angpau karena bapak bupati bagi – bagi angpau selesai sholat jum’at,
dan karena saya duduk disebelahnya saya juga dapat keciptratan angpau,. Itu salaah
sobat, cerita sebenarnya bukan begitu.
Jumat siang kemaren saya agak terlambat datang kemesjid karena
ada suatu urusan, karena agak telat saya tidak dapat tempat didalam mesjid,
sehingga saya terpaksa duduk di serambi mesjid bagian belakang yang memang
dibuat khusus sebagai bagian pelebaran mesjid guna menampung jamaah ketika
mesjid penuh.
Setelah mengerjakan sholat sunat dua rakaat, saya pun duduk
hanya beralaskan lantai keramik yang dingin karena memang tidak disediakan
sajadah lagi, Uh.. inilah akibatnya datang telat, kalau duduk diatas lantai
dingin begini, ntar malah lepas Wudu’, gumamku
dalam hati : ), karena memang pernah
terjadi seperti itu sebelum- sebelumnya, ketika saya duduk diatas lantai
keramik yang tanpa alas, saya
memang sering suka buang angin.
Tiba – tiba datang seorang bapak separuh baya, pakai baju batik, dengan kopiah
haji dan jenggot yang sudah putih, duduk persis disebelahku,sepertinya Ia juga
telat datang, melihat bapak tersebut duduk dilatas lantai keramik tanpa
beralaskan sajadah, salah seorang petugas mesjid lalu bergegas mengambil sebuah sajadah berukuran kira – kira
muat lima orang untuk duduk . “ Bapak bupati”, serunya sambil meminta tolong
beberapa orang termasuk saya untuk membentangkan sajadah didepan bapak berkopiah haji tersebut. saya melihat kearahnya dan bersalaman dengannya, Penampilan
yang sederhana untuk seukuran seorang
bupati” , pikirku dalam hati. Akhirnya, saya dapat keciptratan berkah,
karena duduk disamping seorang bupati yang kebetulan duduk disebelah saya, sehingganya saya tidak jadi duduk diatas
lantai keramik yang dingin. Dan sayapun tidak jadi harus mengambil wudu’ lagi
karena buang angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan disini,..!