Awal perbincangan kami antara Saya dan Ibu Arniati, Kepala TU SMA Negeri 4 Pekanbaru tentang rencana jalan – jalan karyawan TU SMA Negeri 4 Pekanbaru tahun ini ditanggapi dengan gembira olah seluruh karyawan TU. Karena jalan – jalan ini adalah salah satu agenda rutin TU SMA negeri 4 pekanbaru di akhir tahun. Tahun 2010 kemaren kami pergi jalan – jalan ke bukittinggi, Tahun 2011 kami jalan jalan ke bengkalis, tahun 2012 gagal berangkat, dan tahun 2013 ini, agenda jalan – jalan harus terlaksana, apapun itu kendalanya.
ketika kami berunding
tentang destinasi tempat wisata yang akan di kunjungi, Kak Rina, salah satu
karyawan TU SMA Negeri 4 pekanbaru mengusulkan tempat wisata pantai carocok di painan sumatera barat,
karena ia belum pernah kesana, usulan tersebut kontan saja saya iyakan, teman – teman yang lainpun ikut
mendukung, karena memang sebagian besar dari
kami belum pernah kesana.
Setelah menyiapkan segala sesuatunya termasuk boking hotel
tempat menginap dan sarana transportasi,
Akhirnya hari yang di nanti tiba, tepatnya pada hari rabu tanggal 25 Desember 2013
kemaren, kamipun berangkat jalan – jalan dengan merencanakan perjalanan selama
3 hari 2 malam, yakni dari tanggal 25 – 27 Desember 2013. Rute yang
ditempuh adalah dari pekanbaru menuju padang , dari padang menuju painan, dari
painan kebukittinggi kemudian kembali ke pekanbaru.
Kami berangkat menggunakan dua mobil carteran jenis avansa ditambah lagi satu mobil milik keluarga ibu arniati
yang ikut bareng jalan – jalan bersama
kami. Hasil musyawarah kami untuk
menentukan pembagian penumpang mobil , adalah berdasarkan siapa yang bisa pakai
mobil ber ac dan yang tidak, hasilnya mobil pertama disi oleh Pak Pardi dan istrinya, buk sukria dan anaknya,
kak rina dan anaknya, Buk Dar, Hari hamdani dan sebagai
sopir adalah Taufik anaknya Buk Dar yang punya mobil. Mobil yang kedua
di tumpangi oleh Saya dan istri, zulpen dan istrinya, pak jum beserta istrinya dan anaknya, dan sopirnya adalah Bang Olo yang punya mobil.
Pagi itu, kami semua berkumpul di sekolah,Start direncankan jam setengah delapan pagi,walaupun agak molor sedikit, akhirnya
kami berangkat pada jam 8 pagi, perjalanan
4,5 jam menuju kampong saya di Payakumbuh untuk istirahat sebentar,
makan siang dan sholat zuhur, kami tiba di rumah orang tua saya di payakumbuh
sekitar jam setengah satu siang, kami segera makan, sholat, istrirahat
sebentar, dan kebetulan pohon duku di
belakang rumah sedang berbua, jadilah
kami memanjat pohon duku tersebut
sebentar, setelah puas makan duku, kamipun melanjutkan perjalan menuju danau
singkarang di batu sangkar.
Perjalan kami menuju singkarak terpaksa kami bagi dua rute, mobil bang Olo singgah
sebentar di bukittinggi untuk menjemput Kak walis, istrinya pak jum,Kak walis
tidak ikut bersama kami dari pekanbaru,namun menunggu kami di simpang biaro
bukit tinggi, karena hari sebelumnya ia berangkat terlebih dahulu bersama
keluarganya ke biaro untuk bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di biaro –
bukittingi, sedangkan mobil Buk ar dan
mobil Taufik langsung menuju singkarak melalui rute payakumbuh-Piladang-Batu
sangkar dan berhenti di dekat jembatan ombilin untuk menunggu kami yang dari
bukit itnggi.
Setelah kami sampai
di singkarak, sekitar jam setengah lima sore, kami istirahat sebentar, sholat
azhar, foto – foto, setelah itu kami melanjutkan
perjalanan menuju padang melalui jalur solok, melewati jalan berbahaya dengan
banyak tikungan dan penurunan tajam di puncak sitinjau laut. Dijalur berbahaya
itu mobil kami mengalami kerusakan, remnya blong, terpaksa kami harus menunggu selama 1 jam
untuk di perbaiki, Alhamdulillah rem nya berfungsi kembali lagi, dan kamipun bisa melanjutkan perjalanan kekota padang, tepat pukul 11 malam akhirnya kami bisa mencapai penginapan di hotel monata jalan s. parman ulak karang
padang. Adapun dua mobil lainya sudah terlebih dahulu sampai di hotel sekitar
jam 9.30 wib.
Karena sudah sangat kecapaian dan hari sudah larut malam,
kami tidak berjalan – jalan di kota padang malam tersebut, setelah makan malam,
kami langsung istirahat. Setelah ceck out dan sarapan pagi di taplau (tapi
laut), kami melanjutkan perjalanan menuju painan, jarak padang ke painan
sekitar 80 km, atau sekitar 1,5 jam perjalanan. Jalan yang kami lewati adalah
jalan dengan banyak tikungan tajam dan disisi kiri kanan terdapat jurang yang
sangat dalam. Walaupun jalanann tergolong berbahaya tetapi berbanding terbalik
dengan view pemandangan selama perjalanan. Selama perjalanan dari padang menuju
painan kami sangat dimanjakan dengan pemandangan pesisir pantai yang sangat
bagus. Terlebih di daerah sekitar teluk bayur, dari atas perbukitan jalan yang
kami lalui, kami dapat menyaksikan garis pantai yang berliku – liku dan kami
juga dapat menyaksikan kapal – kapal tanker besar bersandar di pelabuhan teluk
bayur.
Sebelum kami sampai di pantai carocok, kami sengaja membeli
nasi bungkus dulu di kota painan, karena dari pengalaman teman – teman yang
sudah sampai disana, dipantai carocok susah mencari rumah makan yang enak. Sesampainya di pantai carocok kami segera parkir, kesan pertama saya adalah, tempat
parkirnya sangat luas sehingga bias menampung hingga ratusan mobil, setelah
parkir kami membeli topi dan kacamata hitam di stand – stand oleh – oleh
dipinggir pantai, setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju pulau kereta
dengan berjalan kaki menyusuri jembatan kayu yang sudah disediakan . pulau kereta adalah pulau
kecil yang terpisah oleh pantai dangkal dengan daratan pantai, dari atas
jembatan kayu tersebut, kami bias menyaksikan dasar lautan karena
airnya sangat jernih.
Dari pulau kereta kami menyeberang ke pulau cingkuak dengan menumpang kapal kecil dengan membayar
Rp. 10.000 perorang untuk sekali penyebrangan, satu kapal berpenumpang sekitar
20 orang.
Dalam perjalanan dari atas kapal tersebut, kami dapat menikmati pemandangan laut yang
sangat indah, air laut yang biru, cuaca yang cerah, pulau - pulau kecil yang
tampak dikejauhan, dan hijaunya pepohonan begitu memikat hati kami.
Kapal berjalan pelan, dermaga tempat kami berangkat lama –
lama kelamaan menjauh, dan pulau cingkuak
dengan pantai putihnya lama –
lama kelamaan hadir di hadapan kami, perjalanan hanya sekitar 8 menit saja.
Sesampainya di pulau cingkuak kami langsung meloncat dari
atas kapai, menjejakkan kaki pertama kali di atas pantai berpasir pulau
cingkuak yang sangat lembut dan bersih ,
wuih.., nyaman sekali rasanya berada di tengah – tengah pulau yang masih asri,
udaranya pun sangat bersih dan bebas polusi.
Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan disini, muai
dari bermain pasir, main futsal di pantai, berenang, main banana boot, main
jetsky dan lain –lain.
Setelah makan siang di bawah rindangnya pohon, kami
berpencar,ada yang lebih suka duduk- duduk di bawah pohon sambil menikmati
pemandangan pantai, ada yang tiduran di atas tikar, kami bertujuh yang terdiri
dari saya, rina, ibuk sukria, lidia, zulpen, wida, hari, kemudian memilih permainan banana boot, rupanya
ketika kita menaiki banana boot ini, pemandu yang akan menyeret kami, memberikan dua opsi,pertama permainan banana
boot nya agak sedikit ektrim, yaitu kita nantinya akan di jungkirbalikkan di
tengah lautan, opsi yang kedua permainan
banana bootnya tidak pakai di jungkir balikkan, kami memilih opsi yang kedua
karena takut dijatuhkan ditengah laut. setelah mengitari lautan diantara pulau
cingkuak dan daratan pantai selama satu putaran, kapalpun kembali merapat di tempat dimana kita memulai
permainan banana boot tadi, kami pun turun satu – persatu dari banana boot
dengan menyimpan rasa penasaraan dan belum merasa puas setelah naik banana boot
sekali permainan. Akhirnya kami memutuskan untuk menaiki banana boot sekali
lagi, tapi kali ini kami minta banana bootnya di jungkir balikkan di tengah lautan. Kali ini
ibu sukria mengundurkan diri, dia takut di ceburkan di tengah lautan. Kapal pun
berjalan pelan menyeret kami ketengah lautan, lambat laun kapal mulai berjalan
kencang, kemudian meliuk – liuk memecah ombak, kami yang di belakang otomatis
terguncang – guncang, permainan kali ini ternyata lebih seru dari yang pertama
tadi. Tiba – tiba ketika hendak mendekati pinggir pantai tempat memulai
permainan tadi, kapal berbelok arah secara tajam, kemudian menekan gasnya sekuat
kuatnya, kami yan di atas banana boot langsung tersentak dengan perubahan arah yang terlalu tajam
tersebut, banana boot kami terbalik dan kamipun langsung tercebur kedalam air
laut, wuih…, asiin sekali air laut ini
kata saya, ketika secara tidak sengaja terminum air laut, untung kami pakai pelampung,
jadi walaupun tidak pandai berenang, kita tidak akan tenggelam, saya kemudian
menyeret istri saya menuju pinggir pantai, kebetulan ia tidak pandai berenang,
teman-teman yang lain ternyata juga sudah sampai di pinggir pantai, seru banget
permainannya.
Oh ya untuk dapat
menaiki banana boot sekali permainan, per kepala membayar 20 ribu rupiah, murah
bukan..?, sedangkan untuk permainan lainya seperti jetski membayar 100 ribu
untuk satu kali permainan, selain itu ada juga permainan banana boot yang mirip
donat, nah kalau yang itu membayar 30 per kepala.
Setelah semua puas bermain di pantai carocok, tepat jam 3
siang, akhirnya kami meninggalkan pantai carocok untuk kemudian melanjutkan
perjalanan ke jembatan akar, jarak lokasi wisata jembatan akar dengan pantai
carocok tidak begitu jauh, objek wisata jembatan akar ini terletak di daerah
tarusan, untuk menuju kesana , dari
pantai carocok kita kembali kearah padang, kira- kira 10 km dari pantai
carocok, disebelah kanan dari arah
pantai carocok, kita bertemu dengan simpang objek wisata bayang sani, masuk
kira – kira 15 km baru kita sampai ke jmbatan akar tersebut.
Sesampainya kami di jembatan akar tersebut, kami pun
langsung menyeberang menggunakan jembatan tersebut, bentuk jembatannya sangat
unik, jembatan tersusun dari jalinan akar pohon beringin, ada dua buah pohon
beringin yang sangat besar , satu pohon di terletak di salah satu sisi sungai
sedangkan s atu pohon lagi terletak di seberang sungai, kemudian akar –akar
dari pohon beringin tersebut di jalin sedemikian rupa sehingga berbentuk
seperti jembatan, dan kita dapat melewatinya untuk menyeberang sungai tersebut,
kami tidak lupa mengabadikan momen tersebut dengan kamera kami masing – masing,
setelah puas menyeberang menggunakan jembatan akar kami pun bergegas untuk
melanjutkan perjalanan menuju negeri sulit air di solok, kampong kak rina
tempat kami menginap mala ini. Di perjalanan menuju simpang tempat kami masuk
tadi ,kami sholat ashar dulu di mesjid yang kami jumpai di tepi jalan.
Hari sudah mulai gelap ketika kami menyusuri jalan raya menuju
padang,kami disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya, disisi kanan
jalan, tampak lautan pesisir pulau sumatera yang menyemburkan warna merah jingga,menjelang
sunset, memberikan nuasanya senja yang menawan. menuju daerah teluk bayur hari sudah gelap, dari
jalan raya yang letaknya di atas perbukitan kami melihat kebawah kearah teluk,
tampak rumah – rumah penduduk dan kapal -kapal
yang bermandikan cahaya lampu – lampu. suasananya hampir mirip dengan kota rio
dejanerio di brasil. (seperti ada didalam filem sih, soalnya belum pernah
kesana)
Sesampainya dipadang, kami belok kanan kearah indarung,
kemudian siapkan menta lagi untuk mendaki jalanan terjal sepanjang sitinjau
lawik, alhamdulillh kami berhasil melewati rute berbahaya tersebut hingga
sampai di solok, kami makan malam di rumah makan kayu aro, rumah makan ini
mengingatkan kami akan kelezatan gulai kepala ikan emas beberapa waktu silam
ketika rombongan guru sma negeri 4 jalan – jalan ke objek wisata danau diatas
danau dibawah, sayangnya karena hari sudah malam sekali, gulai kepala ikan
emasnya sudah habis, namun walaupun demikian, kami cukup puas menikmati makan malam
dengan pilihan menu yang masih tersedia
seperti ikan bakar laut, dendeng, ayam bakar, rendang, gajeboh dll. Setelah kami selesai makan malam, perjalan kami lanjutkan
menuju Nagari sulit air tempat kami bermalam .
(foto nyusul ya...)
(foto nyusul ya...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan disini,..!