Beberapa hari belakangan ini masyarakat Indonesia ramai
membicarakan tentang kesuksesan Timnas U-19 memperoleh piala AFF U-19, tidak
berhenti sampai disana masyarakat indonesia di buat terkagum – kagum tatkala Timnas U-19 mampu mempecundangi Timnas Korea Selatan dengan skor 3-2 pada
ajang kualifikasi Piala Asia AFC U-19. Berita tentang Timnas muda ini seakan mampu menjadi obat penawar ketika
Timnas Indonesia paceklik gelar selama hampir 24 tahun dan sebagai “Oase” di kala ramainya pemberitaan –
pemberitaan yang selalu membuat hilangnya rasa optimisme berkebangsaan dinegeri ini, betapa tidak, rakyat Indonesia setiap harinya
disuguhkan dengan berita – berita tentang kebejatan pejabat di negeri ini, mulai
dari pucuk pimpinan Peradilan hukum tertinggi di Indonesia yang tertangkap tangan
menerima suap, Pegawai BPK yang merencanakan pembunuhan terhadap istri mudanya
dan pemberitaan – pemberitaan lainnya yang selalu saja membuat otak mumet dan melahirkan sentimen negatif dan pesismisme terhadap negeri ni.
Adalah Ia sosok Indra Sjafri beserta pasukan garuda mudanya yang
saat ini di puja-puja di seluruh pelosok negeri, merupakan sosok-sosok
manusia Indonesia yang sesungguhnya, manusia paripurna yang patut diambil sebagai contoh
tauladan dalam hal memahami nilai - nilai patriotisme, optimisme, kerja keras, pantang menyerah dan berserah
diri pada Allah SWT.
Masih terbayang dalam ingatan kita bagaimana pasukan garuda muda berjuang membela merah putih tanpa kenal lelah, mereka
berlarian selama 90 menit bahkan sampai 120 menit di tengah lapangan, tidak ada
satupun dari mereka yang hanya berjalan – jalan saja di lapangan, semangat mereka meledak – ledak, spartan dalam
menyerang dan mengurung pertahanan tim lawan.
Kita disuguhkan tontonan bak penampilan tiki takanya Barcelona,
permainan bola ciamik dengan umpan – umpan pendek dari kaki ke kaki, memaksimalkan perolehan Ball Position dan ketika ada celah,
langsung menusuk jantung pertahanan tim lawan.
Jiwa kita menggelegak, mengharu biru, ikut terbawa emosi
kala tim merah putih berhasil memperolah kemenangan, tanpa ada yang mengomando,
jutaan warga negara Indonesia melakukan tarian “Flash mop” massal seantero negeri ini, meneriakkan “goooool” bersama, lalu berjingkrakan didepan televisi dan layar –
layar lebar yang dipasang ketika Evan Dimas dan kawan – kawannya berhasil menyarangkan
si kulit bundar kegawang tim lawan.
Kembali ke sosok pelatih Timnas U – 19, Indra Sjafri, Ia
adalah sosok yang telah mampu menebarkan energi
positif kepada seluruh warga Negara Indonesia, energi yang menyadarkan kita semua bahwa kita dalah bangsa yang besar dan patut di disegani negara lain, dan itu semua membuat kami bangga terhadap Indonesia.
Kerja kerasnya dalam membangun tim, yang
di mulai dengan blusukan ke daerah- daerah terpencil sehingga menemukan talenta
– talenta muda berbakat seperti gelandang zulfandi dari bireuen Aceh, kapten timnas Evan Diman dari Surabaya, penyerang sayap Ilham Udin
Armayn dari Ternate Maluku Utara dan Maldini Pali dari Sulawesi Barat, hingga
Yabes Roni Malaifani dari Alor Nusa Tenggara Timur. Totalitas
yang tidak terbayangkan dalam membangun sebuah “The Dream Team”.
Kesungguhan Indra
Sjafri dalam membangun tim ini patut sekali kita apresiasi, jarang sekali
kita mendengar ada sosok pelatih yang masih tetap melatih dengan sungguh –
sungguh ketika haknya sebagai pelatih belum dibayarkan, bekerja tanpa ada
kejelasan kontrak, pemecatan yang selalu menghantui setiap saat, dan tidak
jarang pula Ia harus merogoh kocek sendiri untuk memenuhi keperluan dalam hal
blusukan keseluruh pelosok Indonesia
yang luas ini. Tetapi Indra Sjafri adalah sosok pelatih yang selalu mengedepankan
pemikiran Positif sehingga ia tetap melatih selagi masih ada waktu dan
kesempatan, maka Ia akan lakukanlah yang terbaik, adapun hasilnya Ia serahkan sepenuhnya
kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang maha berkehendak (Tawakal). Bisa terbayangkan
oleh kita semua bagaimana sosok keluarga Indra Sjafri ini terutama istri beliau ini, tentulah
ia juga adalah sosok yang bersahaja dan tidak suka neko-neko, demi “tugas
negara” ini , maka beliau mengiklaskan dan mendukung
1000 % setiap apapun yang di lakukan oleh suaminya, dan sudah barang tentu juga dengan resiko-resiko ketika suaminya tidak membawa pulang gaji, maka berpandai – pandailah keluarga ini dalam
mencari pemasukan lain agar asap dapur masih juga bisa ngebul, sesuatu yang patut kita pikirkan, bagaimana dengan
kita, bisa tidak ya kita seperti itu ?.
Dan Pelatih Indra sjafri telah membuktikan kepada kita semua
bahwa apabila kita mengerjakan sesuatu dengan totalitas dan kesungguhan maka
hasil yang kita dapatkan akan sepadan dengan apa yang kita korbankan , ketika
beliau diberikan kepercayaan melatih, maka kepada anak didiknya di tanamkan agar membuang
jauh – jauh rasa merasa minder terhadap bangsa lain, menanamkan sikap tidak ada
yang perlu ditakuti kecuali orang tua dan Tuhan. Maka menularlah ilmu tersebut
kepada anak didiknya dilapangan , jelas- jelas kita melihat anak – anak muda berseragam merah
putih itu sedikit pun tak gentar menghadapi lawan – lawannya, meskipun itu tim
ksatria taeguk dari Korea selatan yang dalam pikiran orang kebanyakan berada satu
level di atas kita. Maka kita bersiap – siap melihat sosok – sosok anak muda
pemberani di atas lapangan, ekpresi wajah – wajah yang tegak, dan sikap kerendahan hati yan selalu dijaga
walapun dalam hal melakukan selebrasi merayakan gol dan kemenangan, Stamina yang
prima, patriotisme yang berapi – api, dan perjuangan yang militan tanpa kenal
ampun. (GD).
foto diambil dari : www.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan disini,..!